DPRD Terus Dorong Digitalisasi Layanan PDAM

Balikpapan – Komisi II DPRD Kota Balikpapan terus mendorong digitalisasi pelayanan Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB). Hal itu sebagai upaya perbaikan hubungan pelanggan dan mempermudah pencatatan dari pihak PDAM sendiri. Mengingat hingga kini tingkat keluhan yang masuk masih cukup tinggi. Terutama pada distribusi air bersih hingga kualitas airnya.
Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Suwanto mengatakan program digitalisasi informasi ini wajib terlaksana sesegera mungkin. Apalagi pemerintah pusat sudah mencanangkan digitalisasi di semua sektor. Baik pemerintahan maupun swasta. Sementara PDAM ini merupakan badan usaha milik daerah yang bertanggung jawab menyelenggarakan distribusi air ke masyarakat.
“Jadi ada program informasi yang disampaikan dalam bentuk digital, misalnya pembayaran air dan pencatatan air termasuk peta wilayah pipa lagi dibentuk digital oleh PDAM Balikpapan,” ujarnya kepada wartawan baru-baru ini.
Menurut Suwanto, pihaknya sangat mendukung peralihan ke digitalisasi pelayanan di PDAM. Untuk itu, pihak dewan akan terus memantau progresnya di lapangan. Termasuk meminta pendapat dari masyarakat dan perusahaan secara berimbang. Agar layanan PDAM ini bisa dinikmati secara menyeluruh oleh para pelanggan.
“Dari data yang tercatat ada 114.000 ribu sebagai pelanggan tetap PDAM Balikpapan, nantinya PDAM kita harapkan untuk sambungan baru bisa dituntaskan dan mempercepatnya, karena banyaknya masalah itu karena bahan baku air yang terbatas,” tuturnya lagi.
Sementara anggota Dewan Pengawas Perumda Tirta Manuntung Balikpapan, Adi Supriyadi mengatakan, saat ini terkait pasokan air yang akan dibantu dari Bendungan Semoi baru, masih sebatas informasi. Sebab belum ada keputusan resmi bahwa Balikpapan akan mendapatkan air 500 liter perdetik.
“Itupun belum ketahuan apakah 500 liter perdetik apakah dalam bentuk air baku atau air bersih, karena ini wilayah kewenangan Kementerian PUPR kita masih menunggu dan terus kooperatif menanyakan ke PUPR, termasuk jaringan pipa distribusinya,” ujarnya.
Katanya, karena masalah terbesar di Kota Balikpapan yang dihadapi ada 2, yakni angka kehilangan air yang tinggi dan kapasitas produksi air baku yang terbatas.
“Dalam jangka pendek 500 liter perdetik itu bisa teratasi karena kurang lebih sekitar 60 ribu sambungan pelanggan baru, tapi kalau dengan adanya IKN bahwa Balikpapan akan ada penambahan penduduk 700 ribu sampai 1 juta jiwa dengan 500 liter perdetik itu tidak cukup,” jelasnya.
Sekarang hanya mampu menghasilkan 1.510 liter perdetik dan mampu mengcover sekitar 114.000 sambungan atau sekitar 78 persen dari total penduduk Kota Balikpapan.
“Kita belum mengetahui seperti apa jaringan pipa distribusi, karena yang punya kewenangan Kementerian PUPR atau Badan Otorita. Besar harapan kita mendapat pasokan air bersih untuk menutupi defisit air baku di Kota Balikpapan,” tutupnya. (HMS)